animation

tentang penulis

Foto saya
akhirat, neraka, Indonesia
berhenti tidak ada dijalan ini...berhenti berarti mati...lengah meski sekilas pasti tergilas......mereka yang maju merekalah yang bergerak kedepan

Sabtu, 25 Desember 2010

GERAKAN PROFETIK; GERAKAN PEMBEBASAN

“Allah telah mengirim kami untuk mengeluarkan siapa yang Dia kehendaki dari penghambaan kepada hamba menjadi penghambaan kepada Allah, dan dari sempitnya dunia menuju keluasan dunia-akhirat, dari penyimpangan agama-agama yang ada menuju keadilan Islam.”
(perkataan Rubai bin Amir kepada Panglima Persia Rustum)

Dialah Nabi Adam as, manusia pemimpin pertama yang diciptakan Allah, bukan hanya manusia pertama, tetapi juga Nabi sekaligus pemimpin profetik pertama manusia. Al Qur’an pun mengukir sejarah Adam as, dalam surat Al-Baqarah ayat 30: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ‘Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di dunia, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Dia berfirman: ‘Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Gerakan profetik adalah Gerakan yang membebaskan penghambaan kepada manusia hanya kepada Allah semata. Gerakan profetik dapat kita pelajari dan analisa dari kisah kepemimpinan Nabi-Nabi dalam Al Qur’an. Bagaimana lika-liku mereka dalam menyadarkan dan membebaskan masyarakatnya serta membangun peradaban baru yang menyejarah. Yang penting, seperti kata Bung Karno, jangan sampai kita hanya mendapat abu sejarahnya saja, tetapi api sejarah kepemimpinan Nabi-Nabi lah yang harus kita dapat dan kita terapkan dalam proses membangun Indonesia yang lebih baik dan bermartabat ini. Mengutip konsep Alm. Kuntowijoyo tentang makna profetik yang disandingkan dengan kata kepemimpinan berdasarkan pemahaman Al Qur’an surat Ali-Imran ayat 110, gerakan profetik adalah gerakan yang membawa misi humanisasi, liberasi, dan transendensi. (Kunto wijoyo: 1991: )
Menurut Kunto, gerakan profetik yang pertama adalah “ta’muruna bil ma’ruf”, yang diartikan sebagai misi humanisasi, yaitu misi yang memanusiakan manusia, mengangkat harkat hidup manusia, dan menjadikan manusia bertanggung-jawab atas apa yang telah dikerjakannya. Gerakan profetik yang kedua adalah “tanhauna ’anil munkar” yang diartikan sebagai misi liberasi, yaitu misi membebaskan manusia dari belenggu keterpurukan dan ketertindasan. Gerakan profetik yang ketiga adalah “tu’minuna billah” yang diartikan sebagai misi transendensi, yaitu manifestasi dari misi humanisasi dan liberasi yang diartikan sebagai kesadaran ilahiyah yang mampu menggerakkan hati dan bersikap ikhlas terhadap segala yang telah dilakukan. (Kuntowijoyo: 1991).
Bagi gerakan pembebasan, mengetahui kondisi social, politik, religious, budaya dan ekonomi yang sedang berlangsung sangatlah penting. Seperti halnya Asghar Ali enginer aktivis dari India, memandang bahwa perlu adanya Teologi Pembebasan. Dalam pandangannya, Teologi Pembebasan, memiliki makna pertama dimulai dengan melihat kehidupan manusia di dunia dan akerat. Kedua, teologi ini tidak menginginkan status quo yang melindungi golongan kaya yang berhadapan dengan golongan miskin. Dengan kata lain teologi pembebasan itu anti kemapanan (establishment). Ketiga teologi pembebasan memainkan peranan dalam membela kelompok yang tertindas dan tercabut hak miliknya, serta memperjuangkan kepentingan kelompok yang tertindas dan tercerabut hak miliknya, serta memperjuangkan kepentingan kelompok ini. Keempat teologi pembebasan tidak hanya mengakui satu konsep metafisika tentang taqdir namun juga mengakui konsep bahwa manusia itu bebas menentukan nasibnya sendiri (Asghar Ali enginer: 2006: 2). Figur semacam Musa, Yesus, dan Muhammad tidak saja dikenal oleh sejarah sebagai peletak dasar agama besar dunia, tetapi sebagai pejuang hak asasi manusia yang amat gigih dan tidak kenal kompromi. Itulah sebabnya begitu mulai berdakwah tantangan yang pertama muncul selalu datang dari para penguasa yang tengah menikamati kemewahan hidup di atas penderitaan rakyat miskin yang papa dan tertindas (Komaruddin hidayat: 2008 : 11). Gerakan profetik merupakan “gerakan pemberontak”, yang sanantiasa memberontak terhadap dirinya sendiri, masyarakatnya, agamanya, masa lalu dan masa kininya. Selain itu gerakan profetik selalu berperang dengan “apa yang ada” dan mencari guna menciptakan “apa yang seharusnya ada”. Pembebasan merupakan panggilan universal dalam semua agama. Pembebasan adalah gerakan profetik agama-agama yang dilandasi iman demi tegaknya moralitas sosial dan moralitas kebudayaan manusia dalam kehidupan, sehingga agama mengajarkan pembebasan atau semangaat revolusioner sebagai ajaran dasar dalam membangun peradaban manusia yang tercerahkan. #

Tidak ada komentar: