animation

tentang penulis

Foto saya
akhirat, neraka, Indonesia
berhenti tidak ada dijalan ini...berhenti berarti mati...lengah meski sekilas pasti tergilas......mereka yang maju merekalah yang bergerak kedepan

Selasa, 16 Juni 2009

membangun masa depan bangsa

Restorasi Masa Depan Indonesia (Tinjauan Ekonomi-Politik)
Oleh: Musthofa

Muhammad Iqbal:
“Berhenti, tak ada dijalan ini, sikap lamban berarti mati!
Mereka yang bergerak merekalah yang maju ke muka.
Mereka yang menunggu, meski sekilas, pasti tergilas.”
Dewasa ini, masyarakat Indonesia pada umumnya, dan masyarakat muslim Indonesia pada khususnya sedang mengalami keresahan yang amat sangat. Bangsa yang sudah semakin menua ini sepertinya tidak segera membaik. Mulai dari utang luar negeri yang tidak kunjung lunas, KKN yang tidak juga mereda, sistem hukum yang masih mahal, krisis energi, dan sulitnya rakyat mencari sesuap nasi telah menjadi penghias kepedihan bangsa Indonesia.
Dalam perjalanan dinamika bangsa Indonesia demokrasi adalah hal menarik dan tak pernah lekang untuk dijadikan icon pembaharuan dan perbaikan. Demikian juga perpolitikan dan ekonomi selalu menjadi sumbu utama yang mempengaruhi kondisi di berbagai bidang lainnya. Sedemikian berpengaruhnya dimensi perpolitikan dan ekonomi, hingga menuntut perhatian semua kalangan yang memiliki kepedulian pada masa depan bangsa untuk memikirkan prospek politik dan ekonomi bangsa Indonesia di masa yang akan datang, terutama dari segi sistem dan pelaku.
Keadaan ekonomi negeri ini telah hilang kemandiriannya. Semua itu disebabkan dijadikannya IMF dan World Bank sebagai kiblat ekonomi yang sangat tidak memihak kapada kemaslahatan ummat pada bangsa ini. Terlampau banyak bukti untuk menggambarkan keadaan tersebut. Banyak survey yang memberikan gambaran tentang semakin memburuknya perekonomian negeri ini. Sehingga berdampak buruk pada perpolitikan yang ada.
Maka dari itu, keadaan ekonomi dan politik saling berkelindan satu sama lain. Kemandirian ekonomi menunjukkan kemandirian berpolitik. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa antara politik dan ekonomi tidak bisa dipisahkan. Keduanya harus berjalan seiring dan seimbang. Sistem ekonomi yang dibangun haruslah mencerminkan kepribadian bangsa.
Para politisi dan ekonom yang memiliki karakter kepejuangan sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia agar dapat memberikan arah dan kebijakan politik dan ekonomi yang mampu membawa kemaslahatan ummat. Para politisi dan ekonom yang bersikap sebagai negarawan harus ditemukan dan dihadirkan kembali ke tengah bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis kepemimpinan politik dan krisis ekonomi akibat kepercayaan masyarakat yang telah luluh terhadap perangai para politisi saat ini dan banyak sekali sistem ekonomi yang mempraktekkan gaya neoliberalisme.
Krisis yang terjadi di Indonesia, mulai pertengahan tahun 1997 sampai dengan bebera tahun setelahnya, memenuhi hampir semua kriteria krisis yang dikenal dalam wacana ekonomi. Seperti halnya krisis nilai tukar, krisis perbankan krisis moneter atupun krisis ekonomi. Krisis global yang muncul menjelang akhir 2009 telah membuktikan betapa kacaunya perekonomian dunia yang berimbas pada bangsa Indonesia. PHK (Putus Hubungan Kerja) terjadi secara besar-besaran menjelang tahun 2009. Sistem kerja (kontrak dan out sourcing) yang sangat merugikan masyarakat pun masih tetap dipertahankan, padahal jelas-jelas tidak membawa kemaslahatan sampai kepada akar rumput (rakyat).
Disinilah tugas seorang pemimpin, dengan kendaraan politiknya diharapkan mampu membawa perubahan yang lebih baik, berdasar pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia. Sehingga yang terjadi bukanlah pemerintahan yang dipegang oleh para pemodal (korporatokrasi). Namun benar-benar sistem pemerintahan yang mampu membawa kemaslahatan ummat. Jadi, jalan kita masih panjang. Kita akan bisa berhasil kalau kita sekarang menekuni secara serius pendidikan politik-ekonomi, pendidikan untuk membentuk character building.
Bercermin dari persoalan diatas, apa sesungguhnya menjadi harapan bersama ditengah kejenuhan masyarakat mengharapkan perubahan lebih baik bagi kehidupan mereka. Persoalaan utama apakah bangsa ini yang harus segera diselesaikan demi tercapainya cita – cita kebangkitan peradaban Indonesia dalam seluruh tatanan kehidupan. Kita sebagai salah satu entitas bangsa ini, bagaimana melihat persoalan ini dan peran apa yang memungkinkan dilakukan dalam mendorong proses perubahan bangsa kedepan.
Demikian juga atas problematika yang pelik hingga saat ini, harusnya ada strategi untuk mengurai benang kusut konflik dan masalah dibangsa ini ditengah krisis global yang semakin karut marut. Maka dari itu, sebagai generasi bangsa tergerak untuk merekayasa dan bisa memformulasikan gagasan yang ada saat ini supaya ada bentuk solusi, baik itu gagasan/ ide, teknis ataupun nonteksis. Selagi kita masih tergerak dengan sungguh untuk berijtihad pasti akan ada sesuatu yang terumuskan dan akan menjadi harapan baru untuk menuai kebaikan demi masa depan ummat dan bangsa.

Mahasiswa Jurusan Siyasah Jinayah (Hukum Pidan dan Politik Islam)
IAIN Walisongo Semarang #

Tidak ada komentar: